TEMPO.CO, Jakarta - Lima bulan setelah membawa Tottenham Hotspur menembus final Liga Champions untuk pertama kali; lima tahun setelah mengantarkan Tottenham finis di urutan ketiga Liga Primer Inggris tiga kali dan final Piala Liga sekali, Maurico Pochettino dipecat.
Ketua Tottenham, Daniel Philip Levy, pengusaha kondang Inggris, menyampaikan pujiannya kepada sahabat sekaligus “musuhnya”, Maurico Pochettino dari Argentina.
Sebelum mencetak sejarah di Liga Champions lima bulan lalu, bibit-bibit bahwa mantan pemain bek Argentina dan Espanyol berusia 47 tahun ini sudah mencapai puncak kejenuhannya di klub berjuluk Spurs itu terlihat.
Pria yang akrab dipanggi Poch ini mulai suka mengumbar ketakpuasannya atas suasana kerja Purs, terutama ia merasa wewenangnya sebagai manajer tim semakin dibatasi. Keluhannya itu juga soal kebijakan memilih pemain dalam setiap kali bursa transfer jual-beli pemain di buka.
Apa yang dilakukan Poch itu mirip dengan dilakukan Antonio Conte di Chelsea. Setelah suka berkeluh-kesah, pelatih asal Italia ini dipecat oleh bos Roman Abramovich setelah mempersembahkan gelar juara liga buat The Blues.
Poch pelatih bagus. Setelah meninggalkan Espanyol, ia terbang ke Inggris dan mengangkat Southampton menempati peringkat kedelapan Liga Primer Inggris. Ini prestasi tertinggi Southampton di liga.
Poch adalah pelatih keren. Sebelum suka mengeluh karena stok para pemainnya yang segar mulai berkurang, pria ini tak minta banyak pemain yang hebat kepada Levy.
Tapi, dengan pamor pemain yang tak sekemilau seperti di MU, Chelsea, Liverpool, dan Arsenal, ia mampu membawa Spurs terus berada di papan atas liga dan menembus final Liga Champions.
Dan, jangan lupa, sebagian pemain yang menjadi tulang punggung Inggris menembus semifinal Piala Dunia 2018, Harry Kane dan kawan-kawan, adalah anak-anak Spurs asuhan Poch ini.
Kemungkinan, Poch sudah mengalami kejenuhan di Spurs. Fatigue. Puncak kinerjanya di sana sudah ada pada final Liga Champions lima bulan lalu.
Sekarang “waktunya” Spurs dibawanya turun di Liga Primer Inggris, berada di peringkat ke-14. Ini terjadi ketika Poch semakin tak berdaya untuk meyakinkan sang bos, Levy, dan jajaran direksinya bahwa Spurs saatnya melalukan bongkar-pasang besar-besaran. Dan, itu menyangkut alokasi dana besar yang tak pernah terjadi sebelumnya.
Meski demikian, masa kejayaaan Poch lebih lama turunnya dibandingkan Jose Mourinho atau Pep Guardiola. Mou dan Pep paling banter tiga-empat musim di sebuah klub.
“Mauricio Pochettino adalah pelatih hebat untuk Tottenham Hotspur. Saya yakin ia akan segera berkiprah lagi di Liga Primer Inggris,” kata salah satu legenda Liverpool, Jamie Carragher, seperti dikutip media-media di Inggris.